RSS

 

BUNGSU

“Hay Bungsu, apa kabar?” Semoga keadaanmu baik-baik saja yaa disana. Cukup lama juga kita tidak bertatap muka dan bersenda gurau bersama. Mungkin tidak sampai sebulan, tapi buatku sebulan pun terasa hampir setahun hahaha…

“Keluarga masih sehat juga bukan?” Musim pancaroba seperti ini sedang musimnya orang sakit soalnya, jangan lupa dijaga kesehatannya juga terutama untuk Bapak dirumah. Jangan sampai telat untuk memberikan obat yaa, agar kondisinya cepat membaik dan bisa terus bersamamu hingga dewasa nanti.

“Owgh iya Bungsu, bagaimana dengan pekerjaanmu disana?” Masih lancar tanpa kendala juga kan pastinya, tenang saja sebentar lagi pasti akan selesai juga untuk kerjaannya. Jangan kecewakan amanah yang telah diberikan yaa, kerjakan dengan ikhlas dan penuh dengan tanggung jawab agar hasilnya juga memuaskan. Meskipun sedikit agak berat, tetapi percayalah bahwa amanah tidak akan pernah salah memilih pundak untuk bersandar.

Banyak hal yang sebenarnya ingin aku ceritakan juga kepadamu Bungsu, tapi memang keadaan yang masih tidak memungkinkan kita untuk bertemu. Aku disini Cuma bisa mendo’akan yang terbaik untuk dirimu dan keluargamu, meskipun aku tak tahu apakah dirimu juga memanjatkan do’a yang sama untukku. Tapi jangan khawatir dan merasa sendiri yaa Bungsu, ada aku disini yang selalu mengamatimu dari kejauhan dalam diamku. Berusaha menghiburmu meski hanya dalam untaian suara di dalam hatiku, entah dirimu bisa merasakannya ataupun tidak tetapi harapku apa yang aku batinkan akan sampai kepada dirimu juga. Hilangkanlah ragu dalam setiap langkah yang akan kamu ambil, karena apapun langkahmu selalu terlapis do’a yang terbaik juga untukmu dariku.

Hal yang ingin aku ucapkan untukmu hanya bisa aku tuliskan dalam bait narasi pendekku ini. Karena akupun tak tahu juga bagaimana caranya untuk mendapatkan jawaban atas segala pertanyaan yang telah aku rangkaikan untukmu. Dalam benakku, ingin sebenarnya untuk mengirim sebuah pesan singkat disetiap paginya hanya untuk mengetahui keadaanmu apakah masih baik-baik saja disana. Tetapi aku takut pesan yang aku kirimkan malah akan mengganggu konsentrasi dalam segala kesibukanmu.

Tak sepandai laki-laki pada umumnya, aku bukan tipe orang yang bisa memberikan rayuan dan membuatmu tersipu malu hanya lewat pesan singkatnya. Diriku malah cenderung kaku dan lebih banyak memberikan pertanyaan yang memerlukan waktu sejenak berfikir untuk menjawabnya.  Meskipun tak jarang aku selipkan cerita yang menurutku lucu hanya agar bisa membuatmu tertawa saat membacanya.

Bungsu, mungkin hanya lewat tulisan ini aku bisa bertanya leluasa kepadamu. Meskipun pertanyaanku entah kapan bisa engkau jawab, tapi aku percaya bahwa setiap tanya pasti akan mendapatkan jawaban meski dalam cara yang berbeda.  Maaf juga yaa, sering pula dalam kata-kata yang aku ucapkan malah membuatmu jengkel dan cenderung malah membuat emosimu memuncak. Tetapi percayalah, aku begitu hanya sekedar ingin melihatmu dalam sudut pandang sifatmu yang lainnya.

Maaf juga jika tak jarang aku banyak berkomentar dan memintamu untuk mengganti foto di akun media sosialmu. Niatku hanya untuk bisa melihat keindahan dari beberapa simpul senyuman yang kamu ciptakan. Karena keindahan tak bisa dinikmati dengan sepenuhnya jika tidak dilihat dengan cara dan perspektif yang berbeda-beda.

Memang menurut kebanyakan orang dirimu hanya seorang gadis biasa yang hidup dengan keadaan normal seperti anak seumuran. Tetapi menurutku dirimu adalah salah seorang anak Bungsu yang lebih dari gadis kebanyakan seusiamu. Di usiamu yang masih sangat muda, dirimu sudah mengemban tugas yang cukup berat dalam keluarga. Tugas yang seharusnya lebih pantas di emban oleh Sulung dalam silsilah keluarga. Tetapi tidak untukmu, dirimu rela mengurangi hasil uang jerih payahmu yang seharusnya untuk uang jajan malah disisihkan untuk membantu kebutuhan keluarga dan pengobatan Bapak.

Bungsu, sebenarnya aku iri terhadapmu yang masih bisa berjuang untuk keluarga. Sedangkan diriku masih belum mampu sepeduli itu terhadap keluargaku. Kadang juga aku masih merepotkan bahkan cenderung lebih mengedepankan ego saat di ajak bercerita oleh keluarga. Mungkin memang karena aku adalah anak Sulung, yang cenderung lebih dominan dan sulit untuk dinasehati karena keadaan yang telah menempaku jadi seperti sekarang ini.

Tetapi satu pesanku untukmu Bungsu, sayangilah Bapak dan Ibumu sepenuh dan setulus hatimu. Karena sesuatu yang berharga baru terasa andaikan sudah tidak lagi bersama kita. Do’akanlah mereka dalam setiap sujudmu, sempatkanlah menyebut namanya saat setiap ibadahmu. Bagaimanapun dan sebawel apapun orang tua, itu semata-mata hanya untuk kebaikan anak-anaknya. Jangan lelah juga untuk terus merawat dihari tuanya, karena semakin usia bertambah orang tua hanya ingin banyak didengar dan diajak ngobrol oleh anaknya agar tak terasa sepi saat usia sudah semakin betambah.

Bungsu, dalam diamku sekarang. Aku hanya bisa meminjam namamu untuk aku diskusikan dengan Yang Maha di tengah gelapnya malam. Maaf yaa, aku meminjam tanpa meminta izinmu terlebih dahulu, tetapi apabila situasi bisa mempertemukan nanti aku akan meminta izin kepadamu secara langsung. Mungkin dengan aku diskusikan namamu dalam malamku, aku lebih tenang dan tidak khawatir menggangu setiap aktivitas disetiap harimu lewat pesan singkat yang aku kirimkan.

Sembari aku menyelesaikan tugas akhir kuliahku, aku hanya bisa berusaha memantaskan diri agar pantas untuk engkau cintai nanti. Mempersiapkan masa depan dengan matang untuk menjemputmu di dalam ikatan kebaikan. Tak banyak pintaku, hanya jangan lupa untaikan do’a terbaik juga yaa untukku. Aku tak banyak berharap kepada manusia seperti pesanmu untukku di kala itu. Aku juga merasa tidak sepantasnya untuk mengharapkan hadirmu di dalam kisahku karena dirimu terlalu berharga, sedangkan diriku bukan siapa-siapa. Tetapi satu harapku bahwa tunggulah aku sebentar lagi saja. Jangan pernah kemana-mana dan tetaplah singgah di setiap moment, hingga saat nanti kita bisa dipertemukan dalam keadaan terbaik dan akan menjadi sebuah komitmen.

 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar